Dipetik dari http://agussyafii.blogspot .com/,
By: agussyafii
Rasa sayang seorang suami terhadap istri bagaikan rasa sayang terhadap belahan jiwanya sendiri. Ujung jari yang teriris, airmata mengalir tiada henti karena mata turut merasakan sakitnya jari yang teriris. Begitulah ungkapan rasa sayang seorang suami terhadap istrinya. Sungguh indahnya wujud sayang seorang suami, dengan ketulusan dan cinta kasih membangun mahligai rumah tangga yang juga dibalas cinta kasih oleh sang istri.
Begitulah yang dituturkan seorang suami dan juga teman dalam keseharian saya. Mas Budi yang saya kenal yang juga seorang ustadz muda rajin mengisi ceramah di majelis taklim, beliau sangat menyayangi istrinya. Beliau malam itu berkunjung ke Rumah Amalia. 'Mas Agus Syafii, mohon doanya anak-anak Amalia istri saya sedang sakit.' Begitu tuturnya. Malam itu Mas Budi bertutur bahwa istrinya tiba-tiba jatuh. Setelah didiagnosa istrinya mengidap penyakit jantung keturunan. 'Jadi saya mesti selalu menemaninya setiap saat.' tuturnya. Air matanya terus mengalir ketika Mas Budi menceritakan dirinya tidak sanggup melihat istrinya jika sedang sakit.
'Inilah ibadah yang terbaik buat saya. Merawat istri dengan baik.'ucapnya. Sampai dua pekan lalu saya mendapatkan kabar dari Mas Budi melalui sms bahwa istrinya sudah boleh pulang. beliau mengucapkan terima kasih banyak atas doanya dan teriring salam untuk anak-anak Amalia.
Begitulah rasa sayang seorang suami terhadap istri, berbagai ujian yang datang semakin menambah ketaqwaannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan bersabar dengan senantiasa menjaga dan merawat kala istri sedang sakit. Bersedia melewati suka dan duka bersama.
--
Barang siapa menggembirakan hati istri, (maka) seakan-akan menangis takut kepada Allah. Barang siapa menangis takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya dari neraka. Sesungguhnya ketika suami istri saling memperhatikan, maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat. Manakala suami merengkuh telapak tangan istri (diremas-remas), maka berguguranlah dosa-dosa suami & istri itu dari sela-sela jarinya. [HR. Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi’ dari Abu Sa’id Al-Khudzri].
Begitulah yang dituturkan seorang suami dan juga teman dalam keseharian saya. Mas Budi yang saya kenal yang juga seorang ustadz muda rajin mengisi ceramah di majelis taklim, beliau sangat menyayangi istrinya. Beliau malam itu berkunjung ke Rumah Amalia. 'Mas Agus Syafii, mohon doanya anak-anak Amalia istri saya sedang sakit.' Begitu tuturnya. Malam itu Mas Budi bertutur bahwa istrinya tiba-tiba jatuh. Setelah didiagnosa istrinya mengidap penyakit jantung keturunan. 'Jadi saya mesti selalu menemaninya setiap saat.' tuturnya. Air matanya terus mengalir ketika Mas Budi menceritakan dirinya tidak sanggup melihat istrinya jika sedang sakit.
'Inilah ibadah yang terbaik buat saya. Merawat istri dengan baik.'ucapnya. Sampai dua pekan lalu saya mendapatkan kabar dari Mas Budi melalui sms bahwa istrinya sudah boleh pulang. beliau mengucapkan terima kasih banyak atas doanya dan teriring salam untuk anak-anak Amalia.
Begitulah rasa sayang seorang suami terhadap istri, berbagai ujian yang datang semakin menambah ketaqwaannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan bersabar dengan senantiasa menjaga dan merawat kala istri sedang sakit. Bersedia melewati suka dan duka bersama.
--
Barang siapa menggembirakan hati istri, (maka) seakan-akan menangis takut kepada Allah. Barang siapa menangis takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya dari neraka. Sesungguhnya ketika suami istri saling memperhatikan, maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat. Manakala suami merengkuh telapak tangan istri (diremas-remas), maka berguguranlah dosa-dosa suami & istri itu dari sela-sela jarinya. [HR. Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi’ dari Abu Sa’id Al-Khudzri].